Beberapa tahun belakangan, performa Valentino Rossi di atas motor memang tidak lagi gemilang. MotoGP 2021 mungkin bisa dikatakan jadi panggung terakhir bagi pembalap yang termashyur dengan nomor 46 dalam kariernya sebagai pembalap profesional. Sejauh ini, bahkan salah satu pembalap tim Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi, justru tampil kurang maksimal di 14 seri balapan musim 2021. Tentu saja, kondisi tersebut tidak hanya terjadi pada musim 2021 saja, mengingat performa The Doctor sebetulnya sudah terlihat menurun sejak MotoGP 2019.
Bicara kondisi terparahnya, kita sebenarnya lumrah menyimpulkan bahwa pada MotoGP 2021 Rossi tampil sangat buruk, ia tidak pernah menyumbangkan satu pun podium untuk tim Petronas Yamaha SRT di MotoGP 2021. Padahal, saat masih membela Monster Energy Yamaha pada 2020 lalu, Rossi setidaknya pernah menyumbangkan satu podium.
Melihat kondisi Valentino Rossi di tim Petronas Yamaha SRT yang seperti ini, jelas menarik perhatian pengamat MotoGP, Carlo Pernat. Pernat bahkan tidak segan-segan menyebut kalau Rossi sudah seperti “aib” bagi tim satelit Yamaha itu. “Bertaruh pada Valentino Rossi di musim 2021 jadi sebuah kesalahan (bagi tim Petronas Yamaha SRT),” katanya, dikutip dari Motosan.es.
Menurut pengamat kawakan tersebut, tim Petronas Yamaha SRT seperti mengorbankan filosofi mereka demi merekrut The Doctor yang performanya sudah terlihat menurun.
Padahal, tim satelit Yamaha ini biasanya merekrut pembalap muda menjanjikan dan meroketkannya agar kemudian bisa siap tampil di ajang bergengsi MotoGP.
“Contohnya pada musim 2019. Tim Petronas Yamaha SRT mengambil keputusan yang sangat bagus dengan merekrut Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli,” papar Pernat.
Pernat menambahkan, dirinya sampai bingung sendiri dengan manajemen tim Petronas Yamaha SRT ketika memutuskan untuk merekrut Valentino Rossi.
Ditambah sekarang tim satelit Yamaha tersebut merekrut Andrea Dovizioso yang jelas-jelas bukan pembalap muda untuk MotoGP 2022.
“Memang hasil dari merekrut Dovizioso untuk musim 2022 masih tanda tanya. Tapi yang saya bingungkan, bagaimana bisa tim dengan motor yang ramah untuk pembalap rookie malah menarik pembalap senior?” pungkasnya.